Tim SAR akhirnya menemukan Jovita, seorang pendaki perempuan berusia 24 tahun, dalam kondisi meninggal dunia setelah ia terjatuh dari tebing di puncak Gunung Muria, Jawa Tengah. Kejadian tragis ini mengguncang komunitas pecinta alam dan mengundang keprihatinan dari berbagai pihak.
Jovita mendaki bersama tiga rekannya pada akhir pekan. Mereka memulai perjalanan dari jalur Rahtawu dengan niat mencapai puncak sambil menikmati matahari terbit. Namun, saat menuruni puncak pada Minggu pagi, Jovita diduga terpeleset di jalur berbatu yang licin setelah hujan. Rekan-rekannya segera melaporkan insiden itu ke petugas pos pendakian.
Tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan lokal melakukan pencarian intensif sejak Minggu siang. Mereka menyusuri medusa 88 jalur curam dan hutan lebat di sekitar lokasi jatuh. Setelah hampir 24 jam pencarian, tim akhirnya menemukan tubuh Jovita di dasar jurang dengan ketinggian sekitar 150 meter dari jalur utama.
Petugas segera mengevakuasi jasadnya ke bawah menggunakan tandu dan tali pengaman. Proses evakuasi memakan waktu sekitar tiga jam karena medan sulit dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Pihak keluarga sudah diberitahu, dan jenazah kini berada di RSUD Kudus untuk keperluan visum.
Tragedi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian. Para pendaki disarankan untuk menggunakan perlengkapan yang sesuai, memperhatikan kondisi cuaca, dan tidak memaksakan diri di jalur berbahaya. Semoga almarhumah Jovita mendapat tempat terbaik, dan kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pencinta alam.